PENGERTIAN KHULAFAUR ROSYIDIN
Matri SKI Kelas 5 MI
Kata Khulafaur Rosyidin berasal dari kata Khulafa’ dan Rosyidin (خلفاءالراشدين). Kata Khulafa’ merupakan jama’ ari kata Kholifah yang artinya “pemimpin”. Sedangkan Rosyidin berasal dari jama’ Rosyada yang artinya “petunjuk”. Jadi, gabungan dari kata Khulafaur Rosyidin mempunyai arti “Para pemimpin atau penguasa atau pemerintah atau kepala negara (Islam) yang selalu mendapat petunjuk Alloh ﷻ”.
Kanjeng nabi Muhammad ﷺ adalah sosok seorang pemimpin yang memiliki sifat tabiat paling terpuji sehingga belaiu dinaubatkan sebagai suri tauladan yang baik bagi seluruh umatnya. Sifat-sifat kanjeng nabi yang begitu agung dan anggun tercermin kepada para sahabat dekatnya. Sepeninggalan nabi Muhammad ﷺ para sahabat yang terpilih yang menjadi pemimpin atau pengganti Rasulullah ﷺ dan memimpin kaum muslimin serta penggerak bagi ajaran agama islam selanjutnya.
Setelah kanjeng Nabi Muhammad ﷺ wafat, kepemimpinan umat islam dipegang oleh para Khulafaur Rasyidin. Mereka adalah para sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang terpercaya serta mempunyai jasa besar dalam perjuangan dan penyebaran agama Islam.
TUGAS KHULAFAUR ROSYIDIN
Khulafaur Rasyidin terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad ﷺ yaitu Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsmanbin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Hanya mereka berempatlah yang mendapat julukan Khulafaur Rasyisin yang terpercaya, Khalifah besar dan penerus teladan umat.
Setelah Nabi Muhammad ﷺ wafat, Khulafaur Rasyidin menjadi contoh dan panutan utama dalam menghayati dan menjalankan pemerintahan islami. Mereka melaksanakan prinsip-prinsip pemerintahan islam serta membimbing umat dengan cinta dan kasih dengan baik. Masa pemerintahan mereka merupakan contoh bagi setiap pemimpin atau penguasa negara yang menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada masa ini (masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin), peradaban islam mencapai puncaknya. Peradaban ini berakar pada akidah islamiyah yang mana akidah tersebut dapat membawa kebahagiaan bagi umat islam khususnya dan umat manusia umumnya. Oleh karena itu, Khulafaur Rasyidin merupakan Khalifah atau pemimpin sejati setelah nabi Muhammad ﷺ. Mereka mendapat kedudukan yang khusus di kalangan umat islam.
Gambar ilustrasi
TUGAS KHULAFAUR RASYIDIN
Semasa hidupnya, kanjeng Nabi Muhammad ﷺ memiliki tugas utama, yaitu sebagai pemimpin negara, pemimpin agama, dan pembawa risalah islam. Sebagai Nabi san Rasul kanjeng Nabi Muhammad ﷺ juga sebagai pemimpin negara, yang memimpin umat muslim dan non muslim serta menjaga kemaslahatan mereka. Beliau juga selalu menjaga kehidupan seluruh warga negaranya dengan baik, biak dari golongan yahudi, Nasrani maupun Muslim.
Sebagai pemimpin agama, nabi Muhammad ﷺ memimpin umat islam dalam mempertahankan kemurnian ajaran agama islam di berbagai aspek kehidupan. Beliau memberi pencerahan dan pemecahan masalah terhadap segala bidang persoalan yang sedang dihadapi oleh umatnya. Beliau juga menjadi imam dalam setiap shalat. Dalam menghadapi segala persoalan tersebut, Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ selalu didampingi wahyu Allohﷻ. Oleh karena itu, beliau juga memiliki tugas sebagai pembawa risalah islam. Nabi Muhammadﷺ wajib menyampaikan risalah tersebut sebagai petunjuk bagi seluruh umat. Karena beliau adalah Rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam)
Sebagai pengganti dan penerus perjuangan nabi, para Khulafaur Rasyidin tentu saja menjadi pengganti dan penerus perjuangannya dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut. Bedanya, Khulafaur rasyidin tidak mendapat wahyu (karena bukan nabi) namun terkadang mereka mendapat karomah (kemuliaan sebagai waliyulloh). Dengan demikian, Khulafaur Rasyidin meneruskan tugas nabi ﷺ sebagai pembawa risalah islam.
CARA PENGANGKATAN KHULAFAUR ROSYIDIN
Nabi Muhammad ﷺ tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikannya. Beliau menyerahlan masalah itu kepada kaum muslimin. Hal itu juga tidak diterangkan secara jelas dalam Al-Qur’an. Setelah meninggalnya Nabi Muhammad ﷺ kaum anshar dan kaum muhajirin mengadakan musyawarah di saqifah bani sa’idah (balai pertemuan di kota Madinah). Dalam pertemuan itu, mereka sepakat memilih Abu bakar As-Shidiq sebagai khalifah pengganti Rasulillah ﷺ
Pada maa selanjutnya, Umar bin Khattab dicalonkan oleh Abu bakar As-Shiddiq sebagai penggantinya. Walupun demikian, Abu Bakar As-Shiddiq juga melakukan musyawarah dengan beberapa tokoh dan sahabat utama. Ssetelah mereka bersepakat, hasil musyawarah itu diumumkan kepada umat islam di masjid Nabawi Madinah. Kesepakatan tersebut juga ditulis oleh Utsman bin Affan. Setelah Abu Bakar As-Shiddiq wafat, sahabat Umar Bin Khattab dibaiat oleh kaum muslimin di masjid Nabawi sebagai khalifah selanjutnya.
Setelah Umar bin Khattab wafat, kursi kekhalifahan dipegang oleh sahabat Utsman bin Affan oleh Dewan Syura atau formatur yang dibentuk oleh Umar bin Khattab saat beliau sakit. Dewan syura terse but beranggotakan enam sahabat utama, yaitu Ali bin Abi Thalib KW, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah. Mereka bertugas memilih salah satu diantara mereka. Para sahabat menginginkan Umar bin Khattab untuk menunjuk langsung penggantinya. Bahkan, ada yang menyarankan untuk menujuk puteranya Abdullah bin Umar. Ketika itu, Umar berkata “Demi Allah! Aku tidak suka dengan cara ini, sekalipun yang diusulkan itu baik. Cukuplah seorang dari keluarga Umar yang mendapat kehormatan sebagai khalifah”. Ia juga mengatakan “Ingatlah! Jika aku menunjuk seseorang untuk menjadi pengganti, sungguh cara demikian telah dilakukan oleh orang yang lebih biak dariku yakni Abu Bakar As-Shiddiq. Akan tetapi jika aku tidak menunjuk seseorang, cara demikian telah dicontohkan pula oleh orang yang lebih baik daripadaku yakni Rasulullah ﷺ.
Setelah Utsman bin Affan, khalifah dijabat oleh Ali bin Abi Thalib. Beliau dipilih oleh penduduk Madinah setelah wafatnya Khalifah Umar bin Affan.
Gelar “Khalifah” pertama kali digunakan Abu Bakar As-Shiddiq, ketika ada sahabat yang menyebutnya khalifah. Beliau menolaknya dan mengatakan “saya bukan khalifah, tetapi Khalifah Rasulullah ﷺ” karena itu beliau menyebutnya Khalifatu Khalifatir Rasulillah ﷺ. Sedangkan Khalifah Umar mendapat gelar Amirul Mukminin (pemimpin orang-orang yang beriman).
Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib juga digelari Khalifatur Rasyidin. Dengan gelar ini, wewenang dan tugas Nabi Muhammad ﷺ dilaksanakan sebagai pemimpin negara dan pemimpin agama.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar